Sabtu, 16 Juli 2011

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme

A. DEFINISI PERTUMBUHAN MIKOORGANISME
Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai pertambahan secara teratur semua
komponen di dalam sel hidup. Pada organisme multiseluler, pertumbuhan adalah
peningkatan jumlah sel perorganisme, dimana ukuran sel juga menjadi lebih besar.
Pada organisme uniseluler yang disebut pertumbuhan adalah pertambahan jumlah
sel, yang berarti juga pertambahan jumlah organisme.
Umur suatu sel ditentukan setelah pembelahan sel selesai. Sedangkan umur
kultur ditentukan dari waktu atau lamanya inkubasi.
Ukuran sel tergantung dari kecepatan pertumbuhan. Semakin baik zat nutrisi
di dalam substratnya mengakibatkan pertumbuhan sel semakin cepat.
B. SYARAT-SYARAT PERTUMBUHAN MIKROORGANISME
Mikroorganisme untuk pertumbuhannya memerlukan nutrisi dan faktor
lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. Mikroorganisme memerlukan komponenkomponen
tertentu untuk pertumbuhannya, yaitu :
1. Energi, mikroorganisme dapat dibedakan menjadi 2 kelompok berdasarkan
kebutuhan energinya, yaitu : mikroorganisme fototrof dan kemotrof.
Mikroorganisme fototrof menggunakan cahaya matahari sebagai sumber
energinya, sedangkan mikroorganisme kemotrof sumber energi berasal dari
oksidasi senyawa organik seperti glukosa atau senyawa anorganik seperti
H2S atau NaNO2.
2. Sumber karbon, berdasarkan kebutuhan karbonnya mikroorganisme dapat
dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu : mikroorganisme autotrof dan heterotrof.
Mikroorganisme autotrof adalah mikroorganisme yang menggunakan karbon
anorganik (CO2) sebagai sumber karbonnya, sedangkan mikroorganisme
heterotrof memerlukan sumber karbon organik, misalnya glukosa.
3. Sumber nitrogen, mikroorganisme mengambil sumber N dalam bentuk gas
nitrogen, amonium, garam nitrat atau berupa N dari senyawa organik (mis. asam
amino)
4. Elemen non metal, terutama sulfur dan fosfor.
5. Elemen metal, terdiri dari Ca2+, Zn 2+, Na, Cu2+, Mn2+ ,Mg2+, Fe2+, Fe2+ dalam
bentuk garam-garam anorganik. Ion-ion ini berperan penting dalam
osmoregulasi, mengatur aktivitas enzim, dan transfer elektron.
6. Vitamin, penting dalam pertumbuhan sel dan diperlukan dalam jumlah sedikit.
Juga berperan sebagai koenzim.
7. Air, semua sel memerlukan air dalam mediumnya sebagai pelarut, sehingga
nutrien dengan berat molekul rendah dapat melewati membran sel.
Medium pertumbuhan mikroorganisme, harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1. Mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan mikoorganisme
2. Mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan
kebutuhan mikroba.
3. Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami mikroorganisme
yang diinginkan, tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan.
C. BENTUK, SUSUNAN, DAN SIFAT MEDIA
Bentuk, susunan, dan sifat media ditentukan oleh senyawa penyusun media,
persentase campuran, dan tujuan penggunaan.
1. Bentuk Media
Ditentukan oleh ada tidaknya penambahan zat pemadat seperti agar-agar,
gelatin , maka dikenal 3 bentuk media, yaitu media padat, media semi padat
(semisolid), dan media cair.
a) Media padat, memerlukan 12-15 g agar-agar untuk 1000 ml media. Media
padat digunakan untuk menumbuhkan bakteri, ragi, dan jamur.
b) Media cair, bila ke dalam medium tidak ditambahkan bahan pemadat.
Digunakan untuk membiakkan alga, bakteri, dan ragi.
c) Media semipadat, penambahan zat pemadat hanya 50 % atau kurang dari
yang seharusnya. Untuk menumbuhkan mikroba yang memerlukan
sedikit air dan hidup anaerobik atau fakultatif.
2. Susunan Media
Susunan media dapat berbentuk :
d) Media alami, adalah media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti
kentang, nasi, telur, daging, roti, dsb. Kentang, roti dan nasi biasanya
digunakan untuk menumbuhkan kapang, sedangkan telur untuk
menumbuhkan virus.
e) Media sintetis, adalah media yang disusun oleh senyawa kimia, misalnya
Czapek Dox Agar (jamur), Nitrogen free manitol broth (Azotobacter).
f) Media semisintetis, yaitu media yang tersusun oleh campuran bahan
alami dan bahan sintetis, misalnya KNA, PDA, touge agar, dsb.
3. Sifat Media
Penggunaan media bukan hanya untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan
mikroba, tetapi juga untuk tujuan-tujuan lain, misalnya untuk isolasi, seleksi,
diferensiasi dsb. Berdasarkan sifatnya, media dapat dibedakan menjadi :
g) Media umum, adalah media yang dapat digunakan untuk menumbuhkan
satu atau lebih kelompok mikroba secara umum, seperti KNA dan PDA.
h) Media pengaya, kalau media tersebut digunakan untuk memberi
kesempatan terhadap suatu jenis/kelompok mikroba untuk tumbuh dan
berkembang lebih cepat dari yang lainnya yang bersama-sama dalam
suatu sampel. Misalnya pada media kaldu selenit/kaldu tetrationat dalam
waktu 18-22 jam mikroba lain akan terhambat/terhenti pertumbuhannya
sedangkan Salmonellla akan tetap tumbuh.
i) Media selektif, adalah media yang hanya dapat ditumbuhi oleh satu atau
lebih mikroorganisme tertentu, tetapi akan menghambat/mematikan jenis
lainnya. Misalnya media SS agar untuk Salmonella dan Shigella, media
EMB agar untuk Coliform.
j) Media diferensial, yaitu media yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroba tertentu serta penentuan sifat-sifatnya. Misalnya media EMB
agar untuk Coliform, media agar darah untuk menumbuhkan bakteri
hemolitik.
k) Media penguji, yaitu media yang digunakan untuk pengujian senyawa
atau benda-benda tertentu dengan bantuan mikroba.
D. TEKNIK PEWARNAAN DAN PENGAMATAN MIKROORGANISME
Tidak semua mikroorganisme mempunyai zat warna. Mikroorganisme yang
tidak berwarna dapat ditembus cahaya, sehingga sukar diamati. Oleh karena itu
diperlukan pewarnaan.
Tujuan pewarnaan terhadap mikroorganisme ialah untuk :
1. mempermudah melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi, maupun fungi.
2. memperjelas ukuran dan bentuk jasad
3. melihat struktur luar dan kalau memungkinkan struktur dalam jasad.
4. melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat
fisik dan kimia dapat diketahui.
Langkah-langkah utama teknik pewarnaan
1. Pembuatan olesan bakteri, olesan bakteri tidak boleh terlalu tebal atau tipis
2. Fiksasi, dapat dilakukan secara pemanasan atau dengan aplikasi bahan kimia
seperti sabun, formalin, fenol.
3. Aplikasi zat warna : tunggal, atau lebih dari 1 zat warna
Teknik pewarnaan bakteri, dapat dibedakan menjadi :
1. Pewarnaan Sederhana (1 zat warna)untuk melihat bentuk dan susunan sel
2. Pewarnaan Diferensial (lebih dari 1 zat warna) untuk melihat bentuk, susunan
dan sifat sel. Beberapa contoh pewarnaan diferensial :
(a) Pewarnaan Gram -> dinding sel
(b) Pewarnaan Tahan Asam -> dinding sel
(c) Pewarnaan untuk melihat Struktur flagel, kapsul, spora, Inti
PEWARNAAN SEDERHANA
Berdasarkan asam-basa dari zat warna
Asam (-) : Eosin, Nigrosin, Merah Kongo
Basa (+) : Met. Biru, Safranin, Kristal Violet
pH ~ 7 -> Sel Bakteri (-)
SIFAT ZAT WARNA :
1. PEWARNAAN ASAM (pewarnaan negatif / tidak langsung) : Sel tidak terwarnai,
latar belakang terwarnai
2. PEWARNAAN BASA (pewarnaan langsung) : sel terwarnai
PEWARNAAN GRAM (C. Gram, 1884)
Prinsip : Kemampuan dinding sel mengikat zat warna karena perbedaan sifat kimia
dan fisika dinding sel
Empat tahapan perwarnaan gram :
1. Pemberiaan pewarna dasar
kristal violet, semua sel ungu
2. Pemberian pewarna penguat (mordan)
lugol/iodine, terbentuk kompleks cv-i, sel ungu tua
3. Pencuci warna dasar : alkohol 96 %
gram + : lipid << + alkohol 96% ------->
pori dinding sel yang terbentuk kecil, protein dinding sel terdehidrasi, pori
tertutup
kompleks cv-i tidak tercuci
Gram - : lipid >> + alkohol 96% ------->
pori dinding sel yang terbentuk besar, protein dinding sel terdehidrasi, pori
tidak tertutup
kompleks cv-i tercuci
4. Pewarna pembanding : menggantikan warna dasar, safranin
gram - : terwarna (merah)
gram +: tidak terwarna
Pewarnaan tahan asam
Mewarnai genus mycobacterium, spesies spesies tertentu dari genus nocardia
Prinsip : zat lipoid dinding sel bakteri-bakteri di atas tebal , sulit ditembus zat warna,
tetapi sudah terwarnai sulit dicuci dengan etanol
Tahapan :
1. Warna dasar : karbol fuchsin + pemanasan
2. Pencucian : alkohol asam ( 3% hcl dalam 95% etanol)
3. Pembanding : metilen biru
hasil : Mycobacterium dan Nocardia berwarna merah
bakteri lain biru
Pewarnaan flagel : - tidak difiksasi panas
- flagel mordant, karbol fuchsin
- flagel merah
Pewarnaan spora : - zat warna dasar malakit hijau
- pembanding safranin
- endospora berwarna hijau, sel vegetatif berwarna merah
Pewarnaan kapsul : - tidak difiksasi panas
- pewarna dasar :kristal violet
- pencuci, pembanding :CuSO4
- sel berwarna violet , kapsul berwarna biru muda.
Pengamatan mikroorganisme
Jarak lensa-objek : 10 x 10 5,00 mm
40 x 10 0,46 mm
100 x 10 0,13 mm
Pada pengamatan bakteri, jarak lensa-objek sangat dekat, udara n=1,0 tidak
dapat membiaskan cahaya masuk ke lensa. Akibatnya objek tidak dapat terlihat
dengan sempurna atau sama sekali tidak terlihat . Supaya cahaya dapat dibiaskan ke
lensa, perlu media yang indeks biasnya sama dengan objek gelas (n = 1,52), yaitu
minyak imersi (n = 1,52).

0 komentar:

Posting Komentar